Selasa, 03 Mei 2011

Makalah Pembiakan Tanaman Karet

Tanaman Karet

bark dryness 1.jpg

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica(family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran.

 

1. Morfologi Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing.Tepinya rata dan gundul Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Lebih lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
 Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiasiliensis


2. Daerah Penyerbukan
Tanaman Karet adalah tanaman berumah satu ( monoecus ). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukannya dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang.
Pohon karet mulai berbunga pada umur kurang lebih tujuh tahun, dan bahkan untuk keperluan penenlitian dan pemuliaan telah dicoba untuk merangsang terjadinya pembungaan pada umur kurang lebih lima tahun. Dalam pertumbuhan karet diketahui bahwa menjelang berakhirnya musim hujan daun-daunnya mulai berguguran. Masa gugur daun tidak terjadi secara bersamaan, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya jenis klon dan keadaan iklim setempat.
Penyerbukan bunga karet dapat berlangsung secara sendiri maupun bersilang. Penyerbukan silang terjadi dengan bantuan serangga seperti jenis-jenis nitudulidae, Phloeridae, Curculionidae, jenis-jenis lalat dan tabuhan kecil.
Proses pemasakan buah berlangsung selama 5-6 bulan. Musim panen biji berlangsung pendek, hanya sekitar 1,5 bulan. Sedangkan daya kecambah biji sangat cepat berkurang, terutama bila penanganannya kurang baik. Berdasarkan proses pembuahannya, pada karet dikenal tiga golongan biji, yaitu biji legitim, prope-legitim dan illegitim.

3. Jenis / Varietas Budidaya Tanaman Karet
Seiring dengan perkembangan penelitian dan pengembangan tanaman karet khususnya bidang pemuliaan tanaman, maka telah diciptakan banyak klon yang tujuannnya adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Perlu dipahami bahwa tidak ada klon yang sesuai untuk semua lokasi, setiap klon dirakit dari tetua mereka yang memiliki sifat unggul di satu lokasi namun kurang optimal di lokasi lainnya, dengan kata lain: satu klon akan tumbuh dan berproduksi optimal pada agroekosistem yang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Pusat Penelitian Karet telah mengidentifikasi klon-klon menurut potensinya. Pengelompokan ini berdasarkan potensi lateks yang dapat dihasilkan dan juga potensi kayu bila ditebang nanti. Jenis-jenis klon yang dimaksud adalah:
1. Klon Penghasil lateks
2. Klon Penghasil Lateks-Kayu
3. klon Penghasil Kayu
Dengan adanya pengelompokan klon tersebut, pengguna/pekebun dapat memilih jenis klon sesuai tujuannya. Berikut kita bahas satu-persatu.
Klon Penghasil Lateks
http://2.bp.blogspot.com/_XLwB3pSLD-M/S9-R_7kFjjI/AAAAAAAAAPk/ImUuy8RX0Nc/s200/PB+260.jpg
 








Klon-klon yang tergolong dalam kelompok ini memiliki potensi hasil lateks tinggi sampai sangat tinggi, sedangkan potensi kayunya kecil sampai sedang. Klon-klon ini sangat cocok ditanam jika tujuannya adalah untuk mendapatkan produksi lateks yang tinggi, biasa digunakan oleh perusahaan-perusahan besar yang beorientasi pada hasil lateks untuk keperluan pabriknya. contoh klon-klon dalam golongan ini adalah: BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260.
Klon Penghasil Lateks-Kayu
http://4.bp.blogspot.com/_XLwB3pSLD-M/S9-Sn-NT8cI/AAAAAAAAAPs/9O3qjo9GjD8/s200/RRIC+100.jpg
Kelompok ini dicirikan dengan potensi hasil lateks yang sedang sampai tinggi dan hasil kayunya juga tinggi. Klon-klon jenis ini sangat dianjurkan untuk petani karena selain untuk mendaptkan produksi lateks yang tinggi juga dapat diambil kayunya untuk biaya peremajaan. Perusahaan-perusahaan yang mengembangkan perkebunan karet berbasis HTI atau Hutan Tanaman Rakyat juga sangat tertarik dengan klon-klon ini, beberapa contoh klon yang tergolong dalam kelompok ini adalah: AVROS 2037, BPM 1, RRIC 100, PB 330, PB 340, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, IRR 118.
Klon Penghasil Kayu
Ciri dari kelompok ini adalah potensi kayunya yang sangat tinggi sedangkan potensi lateksnya rendah. Biasanya klon-klon jenis ini tumbuh tinggi-besar sehingga potensi kayunya sangat tinggi. Klon-klon ini bisa menjadi pilihan jika tujuan penanamannya untuk penghijauan dan untuk diambil kayunya. Contohnya adalah: IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.

4. Potensi Produksi
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .
Karet merupakan produk dari proses penggumpalan getah tanaman karet (lateks). Pohon karet normal disadap pada tahun ke-5. Produk dari penggumpalan lateks selanjutnya diolah untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban, komponen, dan sebagainya.
Hasil karet biasa dimanfaatkan atau diolah menjadi beberapa produk antara lain adalah : RSS I, RSS II, RSS III, Crumb Rubber, Lump, dan Lateks.
Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin.
http://gadabinausaha.files.wordpress.com/2011/01/karet-gelang.jpg
Selanjutnya produk-produk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah, yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet, dan berbagai produk hilir lainnya. 
Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.

5. Pembiakan Tanaman
            Tanaman karet pada umumnya dibiakkan dengan cara okulasi untuk mendapatkan benih yang unggul. Tanaman unggul hasil okulasi umumnya dihasilkan dari pengelolaan intensif kebun entres. Bahan tanaman ini umumnya sangat mahal bagi kebanyakan petani dan juga tidak tersedia di lokasi petani, walaupun harganya terjangkau. Beberapa petani di Indonesia, setelah mengetahui keuntungan yang di dapat dari tanaman klon dan cara mengokulasi, mengembangkan sendiri teknik okulasi langsung. Teknik ini lebih murah dibandingkan dengan membeli okulasi mata tidur meskipun tenaga okulator harus didatangkan dan mempunyai keuntungan ekologis sebagaimana yang diterangkan oleh petani selama wawancara pengetahuan lokal dengan menggunakan metode KBS (Knowledge-Based-System). Dibandingkan dengan okulasi tanaman di pembibitan, okulasi langsung dapat menghasilkan tanaman.
Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

6. Budidaya
Syarat Tumbuh :
1.      Iklim
Daerah yang cocok untuk penanaman karet adalah pada zona 15ºLS-15ºLU, bila tanaman berada diluar zona tersebut pertumbuhannya agak lambat sehingga memulai produksi pun lebih lambat. Curah hujan yang cocok untuk tanaman karet adalah tidak kurang dari 2000 mm, otimumnya antara 2500-4000 mm/tahun yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Tanaman karet dapat tumbuh optimal yaitu pada ketinggian 200 m dpl. Ketinggian lebih dari 600 m dpl tidak cocok lagi untuk ditanaman karet.


2.      Tanah
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah baik pada tanah vulkanis muda maupun vulkanis tua, aluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah vulkanis umumnya memiliki sifat-sifat fisik yang cukup baik, tertutama dari segi tekstur, struktur, solum, kedalaman air tanah dan drainasenya. Akan tetapi sifat-sifat kimianya kurang baik karena kandungan haranya relatif rendah. Tanah-tanah aluvial umumnya cukup besar, tapi sifat fisiknya terutama aerase drainasenya kurang baik. Pembuatan saluran-saluran drainase akan menolong perbaikan tanah ini
3. Media Tanam
Lahan pembibitan tanaman karet dipilih yang datar, bebas dari jamur akar putih, jangan bekas niatan (bekas tanaman yang mati), dekat sumber air, tidak tergenang, tidak terdapat lapisan padas, drainase baik dan permukaan air tanah tidak kurang dari kedalaman 1 meterBahan organik penting artinya bagi kesubutan tanah. Peranannya yang terpenting terhadap perbaikan sifat fisik, kimia, biologis dan dapat membuat unsur hara dari bentuk tersedia menjadi bentuk yang lebih tersedia untuk pertumbuhan tanamanPartikel-partikel pasir yang ukurannya jauh lebih besar dan memiliki permukaan yang kecil (dengan berat yang sama) dibandingkan dengan debu dan liat. Oleh karena itu peranannya dalam mengatur sifat-sifat kimia tanah adalah kecil, maka fungsi utamanya adalah untuk perbaikan sifat-sifat tanah. Semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, semakin banyak pori-pori diantara partikel tanah dan hal ini dapat memperlancar gerakan udara/air Lumut spagnum merupakan media terbaik untuk menyemaikan bahan tanaman stump mata tidur yang akan dikirim sampai saat ini, namun lumut tersebut hanya dapat dijumpai di daratan tinggi oleh karena itu dapat juga diganti dengan media yang lebih efektif
4. Penggosokan Benih
Benih rekalsitran adalah sifat benih cepat menurun viabilitasnya dan menurunkan kadar air yang tinggi (20-50%). Sedangkan benih orthodok adalah sifat benih yang dapat disimpan lama (tidak cepat menurun viabilitasnya) pada kondisi air benih yang rendah (4-8%) dalam penyimpanan, karet merupakan benih rekalsitran.
Kulit benih menjadi penghalang masuknya air dan gas kedalam benih dalam perkecambahan. Selain itu, kulit benih menjadi penghalang manculnya kecambah pada proses perkecambahan. Dormansi ini dapat dipatahkan dengan memberi perlakuan terhadap kulit benih seperti pelukaan dan penggosokan benihSalah satu cara untuk memecah dormansi adalah dengan skarifikasi yang mencakup cara-cara seperti mengikat atau menggosok biji dengan kertas amplas. Dimana semuanya bertujuan untuk memecah kulit biji yang keras, sehingga benih akan berkecambah.Pemecahan dormansi atau kulit biji biasa dinamakan dengan skarifikasi atau penggoresan itu dilakukan dengan menggunakan pisau, kikir dan kertas amplas
5. Perkecambahan Benih
Sebuah benih dikatakan berkecambah adalah apabila benih tersebut telah menempatkan adanya pertumbuhan akar dan tunas padanya, tanaman yang memiliki biji rekalsitran yaitu biji yang mengandung kadar air yang tinggi dan memiliki daya kecambah dan viabilitas yang tinggi. Akan tetapi, biji karet yang memiliki kecambah yang tinggi dan viabilitas yang tinggi tetapi biji karet memiliki cangkang yang kuat membuat perkecambahan agak sulit karena biji yang tumbuh terhalang cangkang keras Benih karet yang terseleksi dikecambahkan di bedengan tanah berpasir dan ternaungi serta disiram setiap hari. Benih disebar dengan posisi perut kecambah (menghadap media) dan dibenamkan 2/3 bagian kedalam tanah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar